ABSTRAK
Arus
kas merupakan uang kas yang keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan.Sedangkan likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi
hutang jangka pendeknya. Obyek
kajian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Arus
Kas Terhadap Rasio Likuiditas Perusahaan. Metode penelitian yang digunakan metode
kuantitatif yang didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk
kuantitatif dan disajikan secara sistematis.Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu Arus Kas (Independen) dengan Rasio Likuiditas (dependen). Metode
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji koefisien korelasi,
determinasi dan persamaan regresi.Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS
didapat hasil: pertama, uji koefisien korelasi diketahui adanya hubungan
signifikan antara Arus Kas dengan Rasio Likuiditas, dengan nilai Signifikan
senilai 0.019 < 0.05. Kedua, uji koefisien determinasi dengan tabel anova
diketahui adanya hubungan signifikan antara Arus Kas dengan Rasio Likuiditas,
dengan nilai Signifikan senilai 0.019 < 0.05.Ketiga, uji persamaan regresi
dan hasil persamaan regresi yang terbentuk adalah signifikan, tingkat
signifikan sebesar 0.019.
Kata
kunci: Arus Kas,
Rasio Likuiditas
ABSTRACT
Cash flow
constitutes secretory cash and entering consequent of firm activity. Meanwhile
liquidity constitutes firm ability to getting even short run it. Study object
in observational it is Affecting Cash Flow to corporate Liquidity Ratio.
Observational method that utilized by quantitative method that is gone upon on
statistical count that gets quantitative form and presented systematically. In
this research available two variables which is Cash Flow (Independent) with
Liquidity Ratio (dependen). Analisis's method that is utilized in this research
is correlation coefficient Quiz, determinant and regression equation. Base
examination result utilizes SPSS was gotten by result: first, correlation
coefficient quiz is known marks sense signifikan's relationship among Cash Flow
with Liquidity Ratio, with Signifikan's point for the price 0.019< 0. 05.
Both of, test determinant coefficient with anova's table is known marks sense
signifikan's relationship among Cash Flow with Liquidity Ratio, with
Signifikan's point for the price 0.019< 0. 05. Third, regression equation
quiz and molded regression equation result is signifikan, signifikan's zoom as
big as 0.019.
Keywords: Cash Flow, Liquidity Ratio
PENDAHULUAN
Arus kas merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan.dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran kas masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Dari arus kas tersebut
dapat dilakukannya analisis rasio likuiditas, jika suatu perusahaan tidak
mengontrol arus kas yang keluar sehingga pengeluaran perusahaan terus meningkat
tetapi arus kas yang masuk menurun maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Sedangkan
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban atau
hutang jangka pendeknya. Jika suatu perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid akan tetapi jika suatu
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan tersebut
dapat dikatakan ilikuid.
Likuiditas diukur
dengan rasio aktiva lancar dibagi kewajiban lancar.Perusahaan yang mempunyai
likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.Ukuran
likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan
ditunjukkan dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar).Likuiditas merupakan
biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat. Untuk
itu penulis ingin mengetahui pengaruh arus kas terhadap rasio likuiditas perusahaan
LITERATUR KEPUSTAKAAN
Pengertian
Arus Kas
Menurut Giatman (2006:31) menyatakan bahwa “setiap
kegiatan maupun aktivitas yang di lakukan manusia dewasa ini akan selalu
mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut,
baik secara langsung maupun tidak langsung.” Dari penjelasan diatas dapat di
jelaskan bahwa Biaya langsung berasal dari kebutuhan pembayaran-pembayaran atas
material, peralatan, dan fasilitas lainnya serta upah yang dibayarkan pada
petugas yang melaksanakannya.Sedangkan biaya tidak langsung yaitu
pengeluaran-pengeluaran lainnya diluar komponen diatas atau kerugian serta
dampak negatif yang mungkin di terima akibat adanya kegiatan/aktivitas di
maksud. Akibat dari suatu kegiatan akan diperoleh suatu manfaat mungkin dalam
bentuk produk benda, jasa, atau pun kemudahan manfaat produk yang di hasilkan.
Dengan demikian suatu kegiatan akan selalu memunculkan sejumlah uang masuk dan
uang keluar.
Sedangkan menurut Wibowo, dkk (2009:113), menyatakan
bahwa “Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyediakan informasi
mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode
tertentu.”
Dari pengertian di atas
dapat dikatakan kas adalah terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan giro (cash
in bank). Cash equivalent
merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek, dan
dapat cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami perubahan yang
signifikan.
Kegunaan informasi arus
kas dalam PSAK No.21 (2007) jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan
keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan infomasi yang memungkinkan
para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang.
Aktivitas
dalam Arus Kas
1.
Aktivitas
Operasional
Klasifikasi
ini meliputi semua transaksi yang dapat mempengaruhi kas yang berasal dari
kegiatan bisnis perusahaan, khususnya yang berpengaruh dalam penentuan laba
bersih perusahaan.
Dalam PSAK No.2 (2007) “Perusahaan harus melaporkan arus
kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode berikut
diantaranya :
a.
Metode langsung :
dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto diungkapkan; atau
b.
Metode tidak langsung :
dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pegaruh
dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan.”
2.
Aktivitas
Investasi
Klasifikasi
ini meliputi semua transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan yang berasal dari
penciptaan hutang, dan pengumpulan pinjaman , perolehan dan penghentian hutang,
instrumen modal, dan aset tetap.
Sedangkan
dalam PSAK No.2 (2007) dapat dijelaskan bahwa “pengungkapan terpisah arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.”
3.
Aktivitas
Pendanaan
Klasifikasi
ini meliputi semua transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan yang berasal dari
kewajiban dan modal pemilik, termasuk (1) mendapatkan modal dari pemilik (return on atau return off), dan (2) kegiatan peminjaman uang darin kreditur
pembayaran kembali jumlah pinjaman tersebut.
Sedangkan
dalam PSAK No.2 (2007) dapat dijelaskan bahwa “pengungkapan terpisah arus kas
yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan.”
Pelaporan
Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan
“Perusahaan harus
melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan,
kecuali arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.”PSAK No.2 (2007).
Pelaporan
Arus Kas Atas Dasar Arus Kas Bersih
“Arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut dapat
disajikan dalam arus kas bersih diantaranya adalah :
1.
Penerimaan pengeluaran
kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan ; dan
2.
Penerimaan dan
pengeluaran ka untuk pos-pos dengan perputaran cepat, volume transaksi yang
besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).” PSAK No.2 (2007).
Aliran
Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Dari ketiga aktivitas arus kas diatas ada berbagai jenis
aliran kas masuk dan kas keluar
untuk setiap aktivitas bisnis perusahaan dalam PSAK No.2 (2004)
diantaranya adalah :
diantaranya adalah :
1.
Dari
Segi Aktivitas Operasi :
a.
Penerimaan kas dari
pemberian jasa di perusahaan jasa.
b.
Penerimaan kas dari
royalty, fees, komisi dan pendapatan
lainnya.
c.
Penerimaan kas oleh
entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, dan manfaat polis lainnya.
d.
Penerimaan dan
pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan
perdagangan.
e.
Pembayaran kas kepada
pemasok barang dan jasa.
f.
Pembayaran kas kepada karyawan.
g.
Pembayaran kas atau
penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
2.
Dari
Segi Aktivitas Investasi :
a.
Penerimaan kas dari
penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, aktiva njtak berwujud, dan aktiva
jangka panjang lainnya.
b.
Perolehan saham atau
instrument keuangan perusahaan lain.
c.
Uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan
oleh lembaga keuangan).
d.
Pembayaran kas untuk
membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, aktiva jangka panjang lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun
sendiri.
e.
Pembayaran kas sehubungan
dengan futures contracts, forwards
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak
tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3.
Dari
Segi Aktivitas Pendanaan :
a.
Penerimaan kas dari
emisi atau instrumen modal lainnya.
b.
Penerimaan kas dari
emisi, obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.
c.
Pelunasan pinjaman.
d.
Pembayaran kas kepada
para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
e.
Pembayaran kas oleh
penyewa guna usaha (lessee) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Pengertian
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Fred Weston). Atau
dengan kata lain rasio likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan
perusahaan yang dapat memenuhi hutang-hutang (kewajiban) jangka pendek yang
telah jatuh tempo. Rasio ini juga sering di sebut dengan rasio modal kerja
karena dapat mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.Jika perusahaan
tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut
dapat dikatakan likuid.Tetapi, jika perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi
hutang jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid.
Tujuan dan Manfaatnya adalah :
1.
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayaran hutang jangka pendeknya atau kewajiban
jatuh temponya.
2.
Untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.
3.
Sebagai alat
perencanaan kedepan yang berkaitan dengan hutang dan kas.
4.
Untuk dapat mengetahui
posisi dan kondisi likuiditas perusahaan dan membandingkannya dari waktu ke
waktu.
5.
Dapat melihat kelemahan
yang dimiliki perusahaan terhadap masing-masing komponen yang ada didalam
aktiva komponen yang ada didalam aktiva dan hutang lancar.
6.
Dapat menjadi alat
pemicu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Jenis-Jenis dari Rasio Likuiditas
diantaranya adalah :
a.
Current
Ratio (CR)
Rasio lancar atau (current
ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Rasio lancar juga dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety)
suatu perusahaan.Perhitungan rasio lancar adalah aktiva lancar dibagi dengan
hutang lancar.
Current Ratio =Total
Aktiva Lancar x 100%
Total Kewajiban Lancar
b.
Quick
Ratio (Acid Test Ratio)
Merupakan
rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau hutang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total
aktiva lancar.
c.
Cash
Ratio
Merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar hutang.ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana
kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank
(yang dapat di tarik setiap saat).
d.
Cash
Turn Over
Menurut
James O. Gill dalam kasmir (2008:140) rasio perputaran kas (Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan
dan membiayai penjualan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan mengenai pengaruh arus kas terhadap rasio likuiditas pada PT
MAJU JAYA CARGO, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Nilai uji koefisien
korelasi yang didapat adalah 0,752, Nilai koefisien korelasi sebesar 0,752
menunjukan adanya hubungan
yang terjadi antara arus kas terhadap rasio likuiditas termasuk kategori
hubungan yang sangat kuat (interval 0,71-0,90).
2.
Berdasarkan Tabel Anova
di atas dapat diketahui bahwa nilai Signifikan senilai 0.019, dapat disimpulkan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dengan rasio likuiditas
karena nilai signifikan dari uji koefisien determinasi kurang dari 0,05. Dan
arus kas pada PT MAJU JAYA CARGO memberikan kontribusi sebesar 0,7522
x 100% = 56,6 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi arus kas terhadap
rasio likuiditas pada PT MAJU JAYA CARGO tahun 2005-2013 sebesar 56,6%.
3.
Setelah dilakukan uji
persamaan regresi nilai signifikan yang didapat sebesar 0.019. maka
kesimpulannya adalah persamaan regresi antara arus kas terhadap rasio
likuiditas yang didapat adalah signifikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Giatman,
M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
IAI.
2004. Standar Akuntansi Keuangan 2004. Jakarta: Salemba Empat.
IAI.
2007. Standar Akuntansi Keuangan 2007. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir.
2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyarso,
G dan F. Winarni. 2006. Manajemn Keuangan: Pemahaman Laporan Keuangan,
Pengelolaan Aktiva, Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Tangerang: PT.
Agromedia Pustaka
Suharyadi,
dan Purwanto S.K. 2004.Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta:
Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment