Monday, May 2, 2016

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP RASIO LIKUIDITAS PERUSAHAAN PADA PT MAJU JAYA CARGO



ABSTRAK
Arus kas merupakan uang kas yang keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan.Sedangkan likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Obyek kajian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Arus Kas Terhadap Rasio Likuiditas Perusahaan. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif yang didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk kuantitatif dan disajikan secara sistematis.Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Arus Kas (Independen) dengan Rasio Likuiditas (dependen). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji koefisien korelasi, determinasi dan persamaan regresi.Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS didapat hasil: pertama, uji koefisien korelasi diketahui adanya hubungan signifikan antara Arus Kas dengan Rasio Likuiditas, dengan nilai Signifikan senilai 0.019 < 0.05. Kedua, uji koefisien determinasi dengan tabel anova diketahui adanya hubungan signifikan antara Arus Kas dengan Rasio Likuiditas, dengan nilai Signifikan senilai 0.019 < 0.05.Ketiga, uji persamaan regresi dan hasil persamaan regresi yang terbentuk adalah signifikan, tingkat signifikan sebesar 0.019.
Kata kunci: Arus Kas, Rasio Likuiditas


ABSTRACT
Cash flow constitutes secretory cash and entering consequent of firm activity. Meanwhile liquidity constitutes firm ability to getting even short run it. Study object in observational it is Affecting Cash Flow to corporate Liquidity Ratio. Observational method that utilized by quantitative method that is gone upon on statistical count that gets quantitative form and presented systematically. In this research available two variables which is Cash Flow (Independent) with Liquidity Ratio (dependen). Analisis's method that is utilized in this research is correlation coefficient Quiz, determinant and regression equation. Base examination result utilizes SPSS was gotten by result: first, correlation coefficient quiz is known marks sense signifikan's relationship among Cash Flow with Liquidity Ratio, with Signifikan's point for the price 0.019< 0. 05. Both of, test determinant coefficient with anova's table is known marks sense signifikan's relationship among Cash Flow with Liquidity Ratio, with Signifikan's point for the price 0.019< 0. 05. Third, regression equation quiz and molded regression equation result is signifikan, signifikan's zoom as big as 0.019.
Keywords: Cash Flow, Liquidity Ratio


PENDAHULUAN
Arus kas merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan.dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran kas masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Dari arus kas tersebut dapat dilakukannya analisis rasio likuiditas, jika suatu perusahaan tidak mengontrol arus kas yang keluar sehingga pengeluaran perusahaan terus meningkat tetapi arus kas yang masuk menurun maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Sedangkan Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendeknya. Jika suatu perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid akan tetapi jika suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan tersebut dapat dikatakan ilikuid.
Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi kewajiban lancar.Perusahaan yang mempunyai likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar).Likuiditas merupakan biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat. Untuk itu penulis ingin mengetahui pengaruh arus kas terhadap rasio likuiditas perusahaan

LITERATUR KEPUSTAKAAN
Pengertian Arus Kas
            Menurut Giatman (2006:31) menyatakan bahwa “setiap kegiatan maupun aktivitas yang di lakukan manusia dewasa ini akan selalu mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.” Dari penjelasan diatas dapat di jelaskan bahwa Biaya langsung berasal dari kebutuhan pembayaran-pembayaran atas material, peralatan, dan fasilitas lainnya serta upah yang dibayarkan pada petugas yang melaksanakannya.Sedangkan biaya tidak langsung yaitu pengeluaran-pengeluaran lainnya diluar komponen diatas atau kerugian serta dampak negatif yang mungkin di terima akibat adanya kegiatan/aktivitas di maksud. Akibat dari suatu kegiatan akan diperoleh suatu manfaat mungkin dalam bentuk produk benda, jasa, atau pun kemudahan manfaat produk yang di hasilkan. Dengan demikian suatu kegiatan akan selalu memunculkan sejumlah uang masuk dan uang keluar.
            Sedangkan menurut Wibowo, dkk (2009:113), menyatakan bahwa “Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu.”
Dari pengertian di atas dapat dikatakan kas adalah terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan giro (cash in bank). Cash equivalent merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek, dan dapat cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami perubahan yang signifikan.
Kegunaan informasi arus kas dalam PSAK No.21 (2007) jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan infomasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Aktivitas dalam Arus Kas
1.      Aktivitas Operasional
            Klasifikasi ini meliputi semua transaksi yang dapat mempengaruhi kas yang berasal dari kegiatan bisnis perusahaan, khususnya yang berpengaruh dalam penentuan laba bersih perusahaan.
            Dalam PSAK No.2 (2007) “Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode berikut diantaranya :
a.       Metode langsung : dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b.      Metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pegaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.”
2.      Aktivitas Investasi
            Klasifikasi ini meliputi semua transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan yang berasal dari penciptaan hutang, dan pengumpulan pinjaman , perolehan dan penghentian hutang, instrumen modal, dan aset tetap.
            Sedangkan dalam PSAK No.2 (2007) dapat dijelaskan bahwa “pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.”
3.      Aktivitas Pendanaan
            Klasifikasi ini meliputi semua transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan yang berasal dari kewajiban dan modal pemilik, termasuk (1) mendapatkan modal dari pemilik (return on atau return off), dan (2) kegiatan peminjaman uang darin kreditur pembayaran kembali jumlah pinjaman tersebut.
            Sedangkan dalam PSAK No.2 (2007) dapat dijelaskan bahwa “pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.”

Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan
            Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, kecuali arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.PSAK No.2 (2007).

Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Arus Kas Bersih
            “Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut dapat disajikan dalam arus kas bersih diantaranya adalah :
1.                  Penerimaan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan ; dan
2.                  Penerimaan dan pengeluaran ka untuk pos-pos dengan perputaran cepat, volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).” PSAK No.2 (2007).



Aliran Penerimaan dan Pengeluaran Kas
            Dari ketiga aktivitas arus kas diatas ada berbagai jenis aliran kas masuk dan         kas keluar untuk setiap aktivitas bisnis perusahaan dalam PSAK No.2 (2004)
diantaranya adalah :
1.             Dari Segi Aktivitas Operasi :
a.         Penerimaan kas dari pemberian jasa di perusahaan jasa.
b.        Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lainnya.
c.         Penerimaan kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, dan manfaat polis lainnya.
d.        Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
e.         Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
f.              Pembayaran kas kepada karyawan.
g.        Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
2.             Dari Segi Aktivitas Investasi :
a.       Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, aktiva njtak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya.
b.      Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
c.       Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
d.      Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
e.       Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forwards contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3.             Dari Segi Aktivitas Pendanaan :
a.       Penerimaan kas dari emisi atau instrumen modal lainnya.
b.      Penerimaan kas dari emisi, obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.
c.       Pelunasan pinjaman.
d.      Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
e.       Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Pengertian Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
            Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Fred Weston). Atau dengan kata lain rasio likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan yang dapat memenuhi hutang-hutang (kewajiban) jangka pendek yang telah jatuh tempo. Rasio ini juga sering di sebut dengan rasio modal kerja karena dapat mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.Jika perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid.Tetapi, jika perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi hutang jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid.
Tujuan dan Manfaatnya adalah :
1.               Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayaran hutang jangka pendeknya atau kewajiban jatuh temponya.
2.             Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.
3.             Sebagai alat perencanaan kedepan yang berkaitan dengan hutang dan kas.
4.             Untuk dapat mengetahui posisi dan kondisi likuiditas perusahaan dan membandingkannya dari waktu ke waktu.
5.             Dapat melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan terhadap masing-masing komponen yang ada didalam aktiva komponen yang ada didalam aktiva dan hutang lancar.
6.             Dapat menjadi alat pemicu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
          Jenis-Jenis dari Rasio Likuiditas diantaranya adalah :
a.          Current Ratio (CR)
            Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan  perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar juga dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.Perhitungan rasio lancar adalah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.

Current Ratio =Total Aktiva Lancar      x 100%
                             Total Kewajiban Lancar    

b.         Quick Ratio (Acid Test Ratio)
            Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar.
c.          Cash Ratio
          Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat di tarik setiap saat).
d.         Cash Turn Over
          Menurut James O. Gill dalam kasmir (2008:140) rasio perputaran kas (Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.


KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh arus kas terhadap rasio likuiditas pada PT MAJU JAYA CARGO, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
1.      Nilai uji koefisien korelasi yang didapat adalah 0,752, Nilai koefisien korelasi sebesar 0,752 menunjukan adanya hubungan yang terjadi antara arus kas terhadap rasio likuiditas termasuk kategori hubungan yang sangat kuat (interval 0,71-0,90).
2.      Berdasarkan Tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa nilai Signifikan senilai 0.019, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dengan rasio likuiditas karena nilai signifikan dari uji koefisien determinasi kurang dari 0,05. Dan arus kas pada PT MAJU JAYA CARGO memberikan kontribusi sebesar 0,7522 x 100% = 56,6 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi arus kas terhadap rasio likuiditas pada PT MAJU JAYA CARGO tahun 2005-2013 sebesar 56,6%.
3.      Setelah dilakukan uji persamaan regresi nilai signifikan yang didapat sebesar 0.019. maka kesimpulannya adalah persamaan regresi antara arus kas terhadap rasio likuiditas yang didapat adalah signifikan.


DAFTAR PUSTAKA

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan 2004. Jakarta: Salemba Empat.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyarso, G dan F. Winarni. 2006. Manajemn Keuangan: Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Tangerang: PT. Agromedia Pustaka

Suharyadi, dan Purwanto S.K. 2004.Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

No comments:

Post a Comment