Monday, October 7, 2013

Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko

Metode Identifikasi Risiko
1.     Analisis data historis
2.    Pengamatan dan Survey (menggunakan questionnaire, inspeksi langsung, dan interaksi dengan unit kerja)
3.    Pengacuan (Benchmarking)
4.    Pendapat ahli.

Manajemen Resiko


Pengertian Tentang Risiko
Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: “Bersepeda motor di atas jalan yang sangat ramai besar risikonya”, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam percakapan sehari-hari.

Wednesday, February 20, 2013

KEKUATAN TEKNOLOGI DALAM BISNIS INTERNASIONAL


A. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Perkembangan teknologi yang semakin pesatnya, masyarakat menyebutnya sebagai era HiTech atau NewTech, Kemudahan serta kualitas yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi menjadi nilai plus di mata masyarakat.
Kini teknologi sudah menjadi kebutuhan umum dan sangat penting sehigga mempengaruhi dunia bisnis, yang amat bergantung pada skema yang berkembang kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin tinggi, semakin canggih, dan semakin hebat tanpa disadari membawa pengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis. Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja di seluruh aspek usaha, terutama di bidang administrasi seperti sistem database.

Dengan tingkat teknologi yang ada, kinerja karyawan dapat meningkat. Baik dalam hal meningkatkan kualitas manajemen perusahaan, menghemat biaya produksi, meningkatkan inovasi dan pelayanan, serta memperluas jaringan, efisiensi waktu, maupun dalam hal ketepatan atau keakurasian, kerja karyawan menjadi lebih ringan, Dengan hal ini, produktivitas karyawan pun bisa meningkat. Namun karyawan-karyawan tersebut dituntut untuk bisa menguasai teknologi demi menjalankan pekerjaannya di perusahaannya dan menciptakan tenaga-tenaga yang terampil, cakap, ahli serta siap pakai dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dan penggunaan teknologi.

KEKUATAN POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL


BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap negara memiliki permasalahan yang kompleks.Mereka harus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.Salah satu masalah kompleks tersebut adalah mengenai permintaan masyarakat akan kebutuhan yang mereka inginkan yang tidak sesuai dengan persediaan yang ada di negara/wilayah negara tersebut.Mereka harus mencari cara agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat dan penduduknya.Salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan negara lain melalui perdagangan internasional atau bisnis internasional.
Disini penulis akan mengangkat permasalahan tentang kekuatan politik dalam bisnis internasional dalam suatu negara yang membuat negara dapat melakukan monopoli ataupun dimonopoli oleh negara lain.Bisnis internasional memang mempunyai pengaruh besar pada perubahan suatu negara.Dengan bisnis internasional suatu negara dapat mengetahui apakah negara mereka termasuk negara berkembang ataukah negara maju.
Sebenarnya bisnis internasional ini muncul sejak tahun 1600 M yang diawali oleh pedagang-pedagang Venesia dan Yunani yang mengirim wakil-wakilnya keluar negri untuk menjual barang-barang mereka.Setelah itu bisnis internasional semakin berkembang di dunia barat dan timur dengan kebijakan dan perjanjian masing-masing negara yang sesuai dengan hukum dan budaya mereka.Bisnis ini kemudian menjadi sarana penting bagi negara-negara tersebut untuk berkompetisi dengan negara lain agar mereka bisa menjual produk unggulan mereka agar laku di pasaran

SISTEM EKONOMI INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Persoalan - persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.
Pergulatan pemikiran tentang sistem ekonomi apa yang sebaiknya di diterapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistem ekonomi pancasila SEP.

Wednesday, January 30, 2013

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET GROWTH, FIRM SIZE, DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO. (Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Period 2005-2009)


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dan merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tentu saja akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan maksimisasi kesejahteraan tersebut (Gitosudarmo dan Basri, 1994: p.11).
Perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika perusahaan tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, maka kelebihan dana sebaiknya didistribusikan pada pemegang sahamnya. Perusahaan tidak harus membayar dividen dalam jumlah yang sama pada setiap periode. Perusahaan mungkin ingin menstabilkan jumlah absolut dividen dibayarkan dari satu periode ke periode lain.
Namun dalam jangka panjang, total laba ditahan, ditambah sekuritas tambahan yang akan didukung oleh peningkatan dasar ekuitas, akan berhubungan dengan jumlah peluang investasi menguntungkan yang baru. (Van Horne dan Wachowics, 1998: p.501)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, GROWTH, FIRM SIZE, DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di BEI Periode 2005-2008)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005). Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah saham. Investor saham dapat mengharapkan return dalam bentuk dividen dan atau capital gains. Dividen merupakan bagian laba bersih perusahaan kepada pemegang saham, sedangkan capital gains merupakan selisih positif antara harga perolehan saham dengan harga pasar saham. Gordon dan Lintner (Brigham dan Houston, 2001) dalam Wahyudi dan Baidori (2008) menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain). Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi (Ang, 1997).