Wednesday, January 30, 2013

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET GROWTH, FIRM SIZE, DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO. (Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Period 2005-2009)


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dan merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tentu saja akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan maksimisasi kesejahteraan tersebut (Gitosudarmo dan Basri, 1994: p.11).
Perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika perusahaan tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, maka kelebihan dana sebaiknya didistribusikan pada pemegang sahamnya. Perusahaan tidak harus membayar dividen dalam jumlah yang sama pada setiap periode. Perusahaan mungkin ingin menstabilkan jumlah absolut dividen dibayarkan dari satu periode ke periode lain.
Namun dalam jangka panjang, total laba ditahan, ditambah sekuritas tambahan yang akan didukung oleh peningkatan dasar ekuitas, akan berhubungan dengan jumlah peluang investasi menguntungkan yang baru. (Van Horne dan Wachowics, 1998: p.501)
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan (Harjito dan Martono, 2005: p.253).
Pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam keputusan investasi yang given berartperusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen.
Dengan demikian, kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam saldo laba tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham (Lusiana, Sinarahardja, dan Suharli, 2005)
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2009 mencatat data empiris mengenai perkembangan DPR tertinggi dan terendah selama periode tersebut, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini

No comments:

Post a Comment